Pengamat politik yang juga sebagai dosen di jurusan Ilmu Politik UIN Alauddin, Febrianto Syam menyebut jika suara dari simpatisan Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang, akan terbagi pada dua Cawapres lainnya.
Hal tersebut dikarenakan oleh Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait usia minimal calon presiden dan calon wakil presiden.
Menurutnya, fenomena politik yang dinamis selalu memberi kejutan bagi masyarakat. Terutama bagi para pemilih. Mereka akan melihat bagaimana arah politik figur yang didukung menentukan arah politiknya.
Setelah Prabowo Subianto memilih Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres, ini akan mempengaruhi perilaku pemilih yang pro Jokowi untuk mengalihkan hak suaranya kepada dua Cawapres lainnya.
Pasalnya, Gibran dengan kapasitasnya sebagai putra presiden dan juga Wali Kota Solo, memegang daya tarik tertentu bagi sebagian pemilih Jokowi.
Keterlibatannya dalam koalisi Prabowo, baik secara langsung maupun tidak langsung, memberikan sinyal bahwa terdapat keinginan kuat di balik layar untuk memperkuat kandidat Prabowo, meski ini mungkin menyebabkan perpecahan di antara relawan dan pendukung Jokowi.
Sementara itu, Ganjar Pranowo, dengan dukungan resmi dari PDIP, tentunya berharap dapat menggaet sebagian besar dukungan pemilih Jokowi.
Namun, dengan adanya dinamika baru yang muncul pasca putusan MK dan manuver Gibran, dukungan ini menjadi terpecah. Meskipun begitu, kondisi ini juga secara tidak langsung menguntungkan Anies Baswedan.
Pecahnya dukungan pemilih Jokowi antara kubu Prabowo-Gibran dan Ganjar memberikan ruang bagi Anies untuk memperkuat basis dukungannya dan menarik sebagian pemilih yang mungkin merasa tidak terwakili oleh kedua kubu tersebut
Sumber : Tribuntimur.com