ILMU POLITIK ONLINE - Mahasiswa Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar menjadi Pemakalah Seminar Nasional Politik dan Hubungan Internasional ke 3 tahun 2021 di Universitas Wahid Hasyim pada 31 Agustus 2021, lalu
Kegiatan dengan tajuk Arah Tatanan Politik Nasional dan Global Pasca Covid-19 ini diselenggarakan Program Studi (Prodi) Ilmu Politik dan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Wahid Hasyim, Semarang.
Ia adalah, Yusti Ramadhani Mahasiswa semester Lima. Pada kesempatan itu, perempuan asal Kota Makassar ini presentasi hasil penelitian dengan judul Masa Depan Politik Indonesia di Tengah Arus Post-Demokrasi dan Post-Islamisme.
"Sebenarnya judul awal sebelum direvisi adalah Masa Depan Politik Indonesia Sebagai Negara Demokrasi Bayangan Post-Demokrasi Vs Post-Islamisme di Masa Pandemi tapi setelah direvisi lebih dipertajam. Setelah itu saya submit, dan Alhamdulillah beberapa hari kemudian dinyatakan lulus," kata Yusti melalui keterangan tertulisnya, Senin (27/09/2021).
Yusti menjelaskan, dimasa pandemi bayangan post-demokrasi dan post-islamisme semakin terlihat jelas dalam kehidupan bernegara.
"Post-demokrasi merupakan fenomena dimana kurangnya perhatian dan keterlibatan masyarakat dalam aspek politik serta partai tidak lagi dipercayai sebagai sarana aspirasi dan kepentingan rakyat. Hal ini jelas terlihat bahkan jauh sebelum pandemi," ujarnya.
Selain itu lanjut Yusti, persoalan mayoritas dan minoritas di Indonesia sering hadir sebagai teror demokrasi yang mengarah pada perbedaan keyakinan.
"Islam agama mayoritasdianggap terlalu ekstrim menaggapi demokrasi dan non Islam minoritas yang dianggap musuh “kafir” bagi umat Islam. Inilah yang seringkali menyebabkan perpecahan," paparnya.
Namun, post-islamisme kata Yusti hadir membantah bahwa Islam dan demokrasi dapat berjalan secara beriringan, menjunjung tinggi toleransi dan dapat menerima modernisasi.
"Isu-isu dimasa pandemi turut menyempurnakan bayangan masa
depan demokrasi di Indonesia. Post-islamisme telah menjadi satu poros politik baru ditengah meningkatnya Islam phobia dan kejenuhan politik warga di
Indonesia yang turut serta menjadi ancaman dalam menjaga keutuhan berdemokrasi di Indonesia," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Prodi Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar Syahrir Karim mengapresiasi Mahasiswa yang terus berprestasi. Ia mendorong Mahasiswa Ilmu Politik terus berkarya meskipun Pandemi Covid-19 melanda.
"Kami tentu mengapresiasi dan terus mendukung Mahasiswa untuk berkarya dan menyampaikan gagasan gagasannya baik level nasional maupun international," ujarnya.